Tampilkan postingan dengan label SATWA LANGKA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SATWA LANGKA. Tampilkan semua postingan
Rabu, 21 April 2010
Badak jawa (Rhinoceros sondaicus)
Rabu, April 21, 2010 | Diposting oleh
Peluang |
Edit Entri

Badak ini pernah menjadi salah satu badak di Asia yang paling banyak menyebar. Meski disebut "badak jawa", binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di seluruh Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di kebun binatang. Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi. Populasi badak hidup sekitar40-50 di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di alam bebas. lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dengan perkiraan populasi tidak lebih dari 8 pada tahun 2007. Berkurangnya populasi badak jawa diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga dan kehilangan habitat hidup karena ulah manusia, badak jawa juga peka terhadap penyakit dan menciutnya keragaman genetik menyebabkannya terganggu dalam berkembangbiak.
Badak jawa dapat hidup selama 30-45 tahun di alam bebas. Badak ini hidup di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah dan daerah daratan banjir besar. Badak jawa kebanyakan bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal-mengenal dan membesarkan anak, walaupun suatu kelompok terkadang dapat berkumpul di dekat kubangan dan tempat mendapatkan mineral. Badak dewasa tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak jawa biasanya menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa diganggu. Peneliti dan pelindung alam jarang meneliti binatang itu secara langsung karena kelangkaan mereka dan adanya bahaya mengganggu sebuah spesies terancam. Peneliti menggunakan kamera dan sampel kotoran untuk mengukur kesehatan dan tingkah laku mereka. Badak Jawa lebih sedikit dipelajari daripada spesies badak lainnya
Penelitian pertama badak jawa dilakukan oleh penyelidik alam dari luar daerah tersebut pada tahun 1787, ketika dua binatang ditembak di Jawa. Tulang badak Jawa dikirim pada penyelidik alam Belanda Petrus Camper, yang meninggal tahun 1789 sebelum sempat menerbitkan penemuannya bahwa badak Jawa adalah spesies istimewa. Badak Jawa lainnya ditembak di Pulau Sumatra oleh Alfred Duvaucel yang mengirim spesimennya ke ayah tirinya, Georges Cuvier, ilmuwan Perancis yang terkenal. Cuvier menyadari binatang ini sebagai spesies istimewa tahun 1822, dan pada tahun yang sama diidentifikasi oleh Anselme Gaƫtan Desmarest sebagai Rhinoceros sondaicus. Spesies ini adalah spesies badak terakhir yang diidentifikasi. Desmarest pada awalnya mengidentifikasi badak ini berasal dari Jawa, tetapi kemudian mengubahnya dan mengatakan spesimennya berasal dari pulau Jawa.
Nama genusnya Rhinoceros, yang didalamnya juga terdapat badak India, berasal dari bahasa Yunani: rhino berarti hidung, dan ceros berarti tanduk; sondaicus berasal dari kata Sunda, daerah yang meliputi pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan dan kepulauan kecil disekitarnya. Badak Jawa juga disebut badak bercula-satu kecil (sebagai perbedaan dengan badak bercula-satu besar, nama lain badak India).
Terdapat tiga subspesies, yang hanya dua subspesies yang masih ada, sementara satu subspesies telah punah:
- Rhinoceros sondaicus sondaicus, tipe subspesies yang diketahui sebagai badak Jawa Indonesia' yang pernah hidup di Pulau Jawa dan Sumatra. Kini populasinya hanya sekitar 40-50 di Taman Nasional Ujung Kulon yang terletak di ujung barat Pulau Jawa. Satu peneliti mengusulkan bahwa badak jawa di Sumatra masuk ke dalam subspesies yang berbeda, R.s. floweri, tetapi hal ini tidak diterima secara luas.
- Rhinoceros sondaicus annamiticus, diketahui sebagai Badak Jawa Vietnam atau Badak vietnam, yang pernah hidup di sepanjang Vietnam, Kamboja, Laos, Thailand dan Malaysia. Annamiticus berasal dari deretan pegunungan Annam di Asia Tenggara, bagian dari tempat hidup spesies ini. Kini populasinya diperkirakan lebih sedikit dari 12, hidup di hutan daratan rendah di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Analisa genetika memberi kesan bahwa dua subspesies yang masih ada memiliki leluhur yang sama antara 300.000 dan 2 juta tahun yang lalu.
- Rhinoceros sondaicus inermis, diketahui sebagai Badak jawa india, pernah hidup di Benggala sampai Burma (Myanmar), tetapi dianggap punah pada dasawarsa awal tahun 1900-an. Inermis berarti tanpa cula, karena karakteristik badak ini adalah cula kecil pada badak jantan, dan tak ada cula pada betina. Spesimen spesies ini adalah betina yang tidak memiliki cula. Situasi politik di Burma mencegah taksiran spesies ini di negara itu, tetapi keselamatannya dianggap tak dapat dipercaya..
Badak India berhubungan dekat dengan badak Jawa; mereka adalah dua anggota tipe genus badak. Leluhur badak pertama kali terbagi dari Perissodactyl lainnya pada masa Eosen awal. Perbandingan DNA mitokondria memberikan kesan bahwa leluhur badak modern terbagi dari leluhur Equidae sekitar 50 juta tahun yang lalu.Famili yang masih ada, Rhinocerotidae, pertama kali muncul pada Eosen akhir di Eurasia, dan leluhur spesies badak modern terbagi dari Asia pada awal Miosen.
Badak jawa dan badak india adalah satu-satunya anggota genus Rhinoceros yang pertama kali muncul pada rekaman fosil di Asia sekitar 1,6 juta-3,3 juta tahun yang lalu. Perkiraan molekul memberikan kesan bahwa spesies telah terbagi lebih awal, sekitar 11,7 juta tahun yang lalu. Walaupun masuk ke dalam tipe genus, badak Jawa dan India dipercaya tidak berhubungan dekat dengan spesies badak lainnya. Penelitian berbeda telah mengeluarkan hipotesis bahwa mereka mungkin berhubungan dekat dengan Gaindetherium atau Punjabitherium yang telah punah. Analisis klad Rhinocerotidae meletakkan Rhinoceros dan Punjabitherium yang telah punah pada klad dengan Dicerorhinus, badak Sumatra. Penelitian lain mengusulkan bahwa badak Sumatra lebih berhubungan dekat dengan dua spesies badak di Afrika. Badak Sumatra dapat terbagi dari badak Asia lainnya 15 juta tahun yang lalu.
Deskripsi
Badak jawa lebih kecil daripada sepupunya, badak india, dan memiliki besar tubuh yang dekat dengan badak hitam. Panjang tubuh badak Jawa (termasuk kepalanya) dapat lebih dari 3,1–3,2 m dan mencapai tinggi 1,4–1,7 m. Badak dewasa dilaporkan memiliki massa antara 900 dan 2.300 kilogram. Penelitian untuk mengumpulkan pengukuran akurat badak Jawa tidak pernah dilakukan dan bukan prioritas.Tidak terdapat perbedaan besar antara jenis kelamin, tetapi badak Jawa betina ukuran tubuhnya dapat lebih besar. Badak di Vietnam lebih kecil daripada di Jawa berdasarkan penelitian bukti melalui foto dan pengukuran jejak kaki mereka..
Seperti sepupunya di India, badak jawa memiliki satu cula (spesies lain memiliki dua cula). Culanya adalah cula terkecil dari semua badak, biasanya minimal20 cm dan yang terpanjang sepanjang 27 cm. Badak jawa jarang menggunakan culanya untuk bertarung, tetapi menggunakannya untuk memindahkan lumpur di kubangan, untuk menarik tanaman agar dapat dimakan, dan membuka jalan melalui vegetasi tebal. Badak Jawa memiliki bibir panjang, atas dan tinggi yang membantunya mengambil makanan. Gigi serinya panjang dan tajam; ketika badak jawa bertempur, mereka menggunakan gigi ini. Di belakang gigi seri, enam gigi geraham panjang digunakan untuk mengunyah tanaman kasar. Seperti semua badak, badak jawa memiliki penciuman dan pendengaran yang baik tetapi memiliki pandangan mata yang buruk. Mereka diperkirakan hidup selama 30 sampai 45 tahun.
Kulitnya yang sedikit berbulu, berwarna abu-abu atau abu-abu-coklat membungkus pundak, punggung dan pantat. Kulitnya memiliki pola mosaik alami yang menyebabkan badak memiliki perisai. Pembungkus leher badak Jawa lebih kecil daripada badak india, tetapi tetap membentuk bentuk pelana pada pundak. Karena risiko mengganggu spesies terancam, badak jawa dipelajari melalui sampel kotoran dan kamera. Mereka jarang ditemui, diamati atau diukur secara langsung.
Penyebaran dan habitat
Taman Nasional Ujung Kulon di Jawa adalah rumah untuk sisa badak Jawa yang masih hidup. Perkiraan yang paling optimistis memperkirakan bahwa lebih sedikit dari 100 badak Jawa masih ada di alam bebas. Mereka dianggap sebagai mamalia yang paling terancam; walaupun masih terdapat badak Sumatra yang tempat hidupnya tidak dilindungi seperti badak Jawa, dan beberapa pelindung alam menganggap mereka memiliki risiko yang lebih besar. Badak Jawa diketahui masih hidup di dua tempat, Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa dan Taman Nasional Cat Tien yang terletak sekitar 150 km sebelah utara Kota Ho Chi Minh.
Binatang ini pernah menyebar dari Assam dan Benggala (tempat tinggal mereka akan saling melengkapi antara badak Sumatra dan India di tempat tersebut) ke arah timur sampai Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, dan ke arah selatan di semenanjung Malaya, serta pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Badak Jawa hidup di hutan hujan dataran rendah, rumput tinggi dan tempat tidur alang-alang yang banyak dengan sungai, dataran banjir besar atau daerah basah dengan banyak kubangan lumpur. Walaupun dalam sejarah badak jawa menyukai daerah rendah, subspesies di Vietnam terdorong menuju tanah yang lebih tinggi (diatas 2.000 m), yang disebabkan oleh gangguan dan perburuan oleh manusia.
Tempat hidup badak jawa telah menyusut selama 3.000 tahun terakhir, dimulai sekitar tahun 1000 SM, tempat hidup di utara badak ini meluas ke Tongkok, tetapi mulai bergerak ke selatan secara kasar pada 0.5 km per tahun karena penetap manusia meningkat di daerah itu.Badak ini mulai punah di India pada dekade awal abad ke-20. Badak Jawa diburu sampai kepunahan di semenanjung Malaysia tahun 1932. Pada akhir perang Vietnam, badak Vietnam dipercaya punah sepanjang tanah utama Asia. Pemburu lokal dan penebang hutan di Kamboja mengklaim melihat badak jawa di Pegunungan Cardamom, tetapi survey pada daerah tersebut gagal menemukan bukti. Populasi badak Jawa juga mungkin ada di pulau Kalimantan, walaupun spesimen tersebut mungkin merupakan badak Sumatra, populasi kecil yang masih hidup disana.
Label:
SATWA LANGKA
|
1 komentar
Kamis, 15 April 2010
World's smallest monkey
Kamis, April 15, 2010 | Diposting oleh
Peluang |
Edit Entri


One of the most endangered animal in the world is Tarsius pumilus which turned out to just live the high plains in the middle of the island of Sulawesi, Indonesia.
Tarsius pumilus is a kind of monkey, which lives in tropical forests on the mountain with an altitude of 1800-2200 meters,These small primates are often referred to as the world's smallest monkey, although these animals were not monkeys. At least there are 9 types of Tarsier in the world. 2 species in the Philippines while the rest, 7 species found in Sulawesi Indonesia. The most famous are the two species found in Indonesia is Tarsius tarsier (Ghost Animals / Apes Ghost) and Tarsius pumilus (pygmy tarsier, a small krabuku or Pygmy tarsier). All tarsier species including rare and endangered animals in Indonesia.
Tarsius name taken based on the physical characteristics of their special body, namely the elongated tarsal bones, which form their ankles so they can jump as far as 3 meters (nearly 10 feet) from one tree to another. Tarsier also has a long tail that is not hairy, except on the edges. Each of the hands and feet, these animals have five fingers long. The fingers have nails, except the second and third fingers with claws.
Tarsier is a tiny primate known as suitable for only around 10-15 cm in length, weighing about 80 grams. Even Tarsius pumilus or Pygmy tarsier tarsier is the smallest species have only a body length of 93-98 millimeters and weighs 57 grams. Tail length between 197-205 millimeters.
Physical characteristics of other unique tarsier is a very large eye size. Tarsier eye size larger than the size of his brain. Her large size is very useful for nocturnal creatures (do the activity at night) was thus able to discern in the darkness of night.
tarsiers only activity on the afternoon till night, while more day was spent sleeping. Therefore Tarsius hunt at night. They are the most important prey are insects such as cockroaches, crickets. However, sometimes a protected wildlife in Indonesia is also prey on small reptiles, birds and bats.
Habitat is in the forests of North Sulawesi, South Sulawesi up, also in the neighboring islands like Sulawesi Suwu, Selayar, Siau, Sangihe and supplementary. In the National Parks and Conservation forest Bantimurung Tangkoko in Bitung, North Sulawesi. Here are easy and regular tourists can enjoy the unique wildlife in the world. Tarsier can also be found in the Philippines (Bohol Island). National Park Bantimurung Bulusaraung, South, better known Tarsier by local people as "balao cengke" or "tikus jongkok" if interpreted into the Indonesian language.
Tarsius spent most of his life in the trees. This animal is marking trees with urine of their territories. Tarsius migrate by jumping from tree to tree with a jump as far as 3 meters. These animals even sleep and give birth to continue to rely on tree trunks. Tarsier can not walk on land, they jump when in the ground.
Tarsier population was estimated remaining 1800. It decreased drastically when compared the last 10 years where the number of animals named latin Tarsius spectrum, the tail is still around 3500. Even for Tarsius pumilus, supposedly very rare because very rarely found anymore.
Tarsier population decline due to forest destruction as a major habitat of this endangered species. Moreover not a few people who were arrested for consumption in the young party. and one again,this rare and unique animals is very difficult for raising outside the habitat. Even if placed in confinement, tarsiers would cut herself to death due to stress
Label:
SATWA LANGKA
|
1 komentar
Sabtu, 10 April 2010
Dukung komodo
Sabtu, April 10, 2010 | Diposting oleh
Peluang |
Edit Entri

Pulau komodo (taman nasional komodo) berhasil menjadi finalis "7 keajaiban dunia bernuansa alam" (7 wonders of the nature). berkat dukungan semua, pulau komodo berhasil melaju ke babak 3 vote for new seven wonders of nature menisikan kurang lebih 440 nominasi dari 220 negara. pulau komodo bergabung bersama 28 peserta lain dari berbagai negara. penetapan taman nasional komodo (komodo national park) sebagai finalis di putuskan oleh new 7 wonders foundation pada selasa 21 juli 2009.
new open word fundation yang bekerja sama dengan united nation office for partnerships yang berpusat di swiss kembali menggelar voting untuk menetapkan tujuh keajaiban alam baru ( new 7 wonder of nature). setelah candi borobudur tereliminasi dari penetapan tujuh keajaiban dunia yang dibuat manusia, kini satu-satunya wakil dari indonesia yang masih bertahan untuk kategori new 7 wonders of natureadalah pulau komodo, sebelumnya danau toba dan gunung krakatau telah tersingkir di babak pertama pada bulan desember 2008
voting ini telah berjalan di tahap yang ke3. voting yang pertama dan kedua telah dilakuan sebelum tanggal 7 juli 2009. di tahap ketiga ini voting dilakukan dengan dua metode. yang pertama memilih dengan cara online melalui website http://www.new7wonders.com. metode yang kedua adalah dengan cara menghubungi lewat telepon (SLI) dengan menekan +41-77-312-4041. setelah pesan selesai dan terdengar bunyi beep langsung tekan kode 7717 untuk memilih taman nasional komodo.
untuk pendaftaran melalui website langung aja ketik http://www.new7wonders.com lalu klik menu new7wonders> new7wonders of nature> vote for the new7wonders kemudian anda akan dibawa menuju ke halaman pemilihan, di halaman ini anda bisa memilih 7 buah pilihan lalu anda pilih komodo dan 6 pilihan yang lain terserah anda. lalu klik menu di bawahnya yang bertulisan next to step2 setelah di klik anda akan masuk ke halaman pendaftara, lalu isi saja semua data anda dengan benar dan email harus cocok, setelah selesai mengisi halaman pendaftaran anda lihat dibagian bawah ada kotak isian yang diatasnya tertulis what code in the images. didalam kotak andaisikan tulisan acak yang berbentuk aneh.. ikutisaya tulisan tersebut baik terlihat hurup kecil atau besar dan bisa juga muncul angka.yang penting harus sama dengan gambar tersebut, setelah selesai klik register. setelah itu akan muncul halaman baru yang meminta anda untuk memverifikasi melalui link yang telah dikirim ke alamat email yang telah anda daftarkan tadi. jadi anda tutup saja halaman tersebut lalu buka halaman baru dan masuk ke email anda. lihat di inbox apakah ada email dari ne7wonders. lalu buka dan klik link yang berada diemail tersebut, maka anda akan dibawa ke halaman new7wonders, dihalaman tersebut anda akan di review untuk pilihan yang anda lakukan tadi. maka selesai sudah tugas kita untuk mendukung memberikan suara buat pulau komodo.
new open word fundation yang bekerja sama dengan united nation office for partnerships yang berpusat di swiss kembali menggelar voting untuk menetapkan tujuh keajaiban alam baru ( new 7 wonder of nature). setelah candi borobudur tereliminasi dari penetapan tujuh keajaiban dunia yang dibuat manusia, kini satu-satunya wakil dari indonesia yang masih bertahan untuk kategori new 7 wonders of natureadalah pulau komodo, sebelumnya danau toba dan gunung krakatau telah tersingkir di babak pertama pada bulan desember 2008
voting ini telah berjalan di tahap yang ke3. voting yang pertama dan kedua telah dilakuan sebelum tanggal 7 juli 2009. di tahap ketiga ini voting dilakukan dengan dua metode. yang pertama memilih dengan cara online melalui website http://www.new7wonders.com. metode yang kedua adalah dengan cara menghubungi lewat telepon (SLI) dengan menekan +41-77-312-4041. setelah pesan selesai dan terdengar bunyi beep langsung tekan kode 7717 untuk memilih taman nasional komodo.
untuk pendaftaran melalui website langung aja ketik http://www.new7wonders.com lalu klik menu new7wonders> new7wonders of nature> vote for the new7wonders kemudian anda akan dibawa menuju ke halaman pemilihan, di halaman ini anda bisa memilih 7 buah pilihan lalu anda pilih komodo dan 6 pilihan yang lain terserah anda. lalu klik menu di bawahnya yang bertulisan next to step2 setelah di klik anda akan masuk ke halaman pendaftara, lalu isi saja semua data anda dengan benar dan email harus cocok, setelah selesai mengisi halaman pendaftaran anda lihat dibagian bawah ada kotak isian yang diatasnya tertulis what code in the images. didalam kotak andaisikan tulisan acak yang berbentuk aneh.. ikutisaya tulisan tersebut baik terlihat hurup kecil atau besar dan bisa juga muncul angka.yang penting harus sama dengan gambar tersebut, setelah selesai klik register. setelah itu akan muncul halaman baru yang meminta anda untuk memverifikasi melalui link yang telah dikirim ke alamat email yang telah anda daftarkan tadi. jadi anda tutup saja halaman tersebut lalu buka halaman baru dan masuk ke email anda. lihat di inbox apakah ada email dari ne7wonders. lalu buka dan klik link yang berada diemail tersebut, maka anda akan dibawa ke halaman new7wonders, dihalaman tersebut anda akan di review untuk pilihan yang anda lakukan tadi. maka selesai sudah tugas kita untuk mendukung memberikan suara buat pulau komodo.
Label:
SATWA LANGKA
|
1 komentar
Selasa, 06 April 2010
Komodo
Selasa, April 06, 2010 | Diposting oleh
Peluang |
Edit Entri


Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis, adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.
Di alam bebas, komodo dewasa biasanya memiliki massa sekitar 70 kilogram, namun komodo yang dipelihara di penangkaran sering memiliki bobot tubuh yang lebih besar. Spesimen liar terbesar yang pernah ada memiliki panjang sebesar 3.13 meter dan berat sekitar 166 kilogram, termasuk berat makanan yang belum dicerna di dalam perutnya. Meski komodo tercatat sebagai kadal terbesar yang masih hidup, namun bukan yang terpanjang. Reputasi ini dipegang oleh biawak Papua (Varanus salvadorii). Komodo memiliki ekor yang sama panjang dengan tubuhnya, dan sekitar 60 buah gigi yang bergerigi tajam sepanjang sekitar 2.5 cm, yang kerap diganti. Air liur komodo sering kali bercampur sedikit darah karena giginya hampir seluruhnya dilapisi jaringan gingiva dan jaringan ini tercabik selama makan. Kondisi ini menciptakan lingkungan pertumbuhan yang ideal untuk bakteri mematikan yang hidup di mulut mereka. Komodo memiliki lidah yang panjang, berwarna kuning dan bercabang. Komodo jantan lebih besar daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah batu bata, sementara komodo betina lebih berwarna hijau buah zaitun, dan memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam.
Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu "New Seven Wonders of Nature" atau Tujuh Keajaiban Dunia. Bukan hanya ditentukan oleh nilai keindahan dan historis semata, Tujuh Keajaiban Dunia juga dipilih berdasarkan dukungan masyarakat melalui jajak pendapat.
Taman Nasional Pulau Komodo berhasil mengalahkan 440 unggulan lain dan menjadi salah satu dari 28 finalis. Selain promosi melalui media, Indonesia pun mengikuti Finalist Advisory Meeting di Jakarta untuk mengetahui bagaimana kiat agar Taman Nasional Komodo berhasil menjadi salah satu Tujuh Keajaiban Dunia yang diumumkan 2011 mendatang.
Anda pun bisa berpartisipasi dengan mengunjungi situs www.new7wonders.com, dan memilih Komodo sebagai salah satu Keajaiban Dunia favorit Anda. Ayo, dukung sekarang!
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.
Di alam bebas, komodo dewasa biasanya memiliki massa sekitar 70 kilogram, namun komodo yang dipelihara di penangkaran sering memiliki bobot tubuh yang lebih besar. Spesimen liar terbesar yang pernah ada memiliki panjang sebesar 3.13 meter dan berat sekitar 166 kilogram, termasuk berat makanan yang belum dicerna di dalam perutnya. Meski komodo tercatat sebagai kadal terbesar yang masih hidup, namun bukan yang terpanjang. Reputasi ini dipegang oleh biawak Papua (Varanus salvadorii). Komodo memiliki ekor yang sama panjang dengan tubuhnya, dan sekitar 60 buah gigi yang bergerigi tajam sepanjang sekitar 2.5 cm, yang kerap diganti. Air liur komodo sering kali bercampur sedikit darah karena giginya hampir seluruhnya dilapisi jaringan gingiva dan jaringan ini tercabik selama makan. Kondisi ini menciptakan lingkungan pertumbuhan yang ideal untuk bakteri mematikan yang hidup di mulut mereka. Komodo memiliki lidah yang panjang, berwarna kuning dan bercabang. Komodo jantan lebih besar daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah batu bata, sementara komodo betina lebih berwarna hijau buah zaitun, dan memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam.
Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu "New Seven Wonders of Nature" atau Tujuh Keajaiban Dunia. Bukan hanya ditentukan oleh nilai keindahan dan historis semata, Tujuh Keajaiban Dunia juga dipilih berdasarkan dukungan masyarakat melalui jajak pendapat.
Taman Nasional Pulau Komodo berhasil mengalahkan 440 unggulan lain dan menjadi salah satu dari 28 finalis. Selain promosi melalui media, Indonesia pun mengikuti Finalist Advisory Meeting di Jakarta untuk mengetahui bagaimana kiat agar Taman Nasional Komodo berhasil menjadi salah satu Tujuh Keajaiban Dunia yang diumumkan 2011 mendatang.
Anda pun bisa berpartisipasi dengan mengunjungi situs www.new7wonders.com, dan memilih Komodo sebagai salah satu Keajaiban Dunia favorit Anda. Ayo, dukung sekarang!
Label:
SATWA LANGKA
|
2
komentar
MONYET TERKECIL DIDUNIA
Selasa, April 06, 2010 | Diposting oleh
Peluang |
Edit Entri



Salah satu binatang yang sangat langka di dunia adalah Tarsius pumilus yang ternyata hanya hidup dataran tinggi di tengah pulau Sulawesi,Indonesia. Tarsius pumilus adalah sejenis kera. Tarsius pumilus ditemukan di hutan hujan tropis berlumut diatas pegunungan pada ketinggian antara 1.800 dan 2.200 meter di pegunungan Sulawesi Tengah. Gunung-gunung yang tertutup kabut tebal kelabu jika tidak hujan. Kelembaban di wilayah ini adalah 85 dan 100%, menciptakan lingkungan yang lembap, dingin, dan basah. diselimuti lumutyang membusuk di pohon dan semak-semak lebat di bawahnya. Di hutan pegunungan kanopi
Tarsius (diantaranya Tarsius tarsier dan Tarsius pumilus) adalah binatang unik dan langka. Primata kecil ini sering disebut sebagai monyet terkecil di dunia, meskipun satwa ini bukan monyet. Sedikitnya terdapat 9 jenis Tarsius yang ada di dunia. 2 jenis berada di Filipina sedangkan sisanya, 7 jenis terdapat di Sulawesi Indonesia. Yang paling dikenal adalah dua jenis yang terdapat di Indonesia yaitu Tarsius tarsier (Binatang Hantu / Kera Hantu) dan Tarsius pumilus (tarsius kerdil, krabuku kecil atau Pygmy tarsier). Kesemua jenis tarsius termasuk binatang langka dan dilindungi di Indonesia.
Nama Tarsius diambil berdasarkan ciri fisik tubuh mereka yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang membentuk pergelangan kaki mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter (hampir 10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga memiliki ekor panjang yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan kaki hewan ini memiliki lima jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar.
Tarsius memang layak disebut sebagai primata mungil karena hanya memiliki panjang sekitar 10-15 cm dengan berat sekitar 80 gram. Bahkan Tarsius pumilus atau Pygmy tersier yang merupakan jenis tarsius terkecil hanya memiliki panjang tubuh antara 93-98 milimeter dan berat 57 gram. Panjang ekornya antara 197-205 milimeter.
Ciri-ciri fisik tarsius yang unik lainnya adalah ukuran matanya yang sangat besar. Ukuran mata tarsius lebih besar ketimbang ukuran otaknya. Ukuran matanya yang besar ini sangat bermanfaat bagi makhluk nokturnal (melakukan aktifitas pada malam hari) ini sehingga mampu melihat dengan tajam dalam kegelapan malam.
pygmy tarsierTarsius juga memiliki kepala yang unik karena mampu berputar hingga 180 derajat ke kanan dan ke kiri seperti burung hantu. Telinga satwa langka ini pun mampu digerak-gerakkan untuk mendeteksi keberadaan mangsa.
Sebagai makhluk nokturnal, tarsius hanya beraktifitas pada sore hingga malam hari sedangkan siang hari lebih banyak dihabiskan untuk tidur. Oleh sebab itu Tarsius berburu pada malam hari. Mangsa mereka yang paling utama adalah serangga seperti kecoa, jangkrik. Namun terkadang satwa yang dilindungi di Indonesia ini juga memangsa reptil kecil, burung, dan kelelawar.
Habitatnya adalah di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan, juga di pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti Suwu, Selayar, Siau, Sangihe dan Peleng. Di Taman Nasional Bantimurung dan Hutan lindung Tangkoko di Bitung, Sulawesi Utara. Di sini wisatawan secara mudah dan teratur bisa menikmati satwa unik di dunia itu. Tarsius juga dapat ditemukan di Filipina (Pulau Bohol). Di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi Selatan, Tarsius lebih dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan “balao cengke” atau “tikus jongkok” jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia.
Tarsius menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon. Hewan ini menandai pohon daerah teritori mereka dengan urine. Tarsius berpindah tempat dengan cara melompat dari pohon ke pohon dengan lompatan hingga sejauh 3 meter. Hewan ini bahkan tidur dan melahirkan dengan terus bergantung pada batang pohon. Tarsius tidak dapat berjalan di atas tanah, mereka melompat ketika berada di tanah.
Populasi satwa langka tarsius, primata terkecil di dunia yang hidup di hutan-hutan Sulawesi diperkirakan tersisa 1.800. Ini menurun drastis jika dibandingkan 10 tahun terakhir dimana jumlah satwa yang bernama latin Tarsius spectrum ini, masih berkisar 3.500 ekor. Bahkan untuk Tarsius pumilus, diduga amat langka karena jarang sekali diketemukan lagi.
Penurunan populasi tarsius dikarenakan rusaknya hutan sebagai habitat utama satwa langka ini. Selain itu tidak sedikit yang ditangkap masyarakat untuk dikonsumsi dalam pesta anak muda. Binatang yang dilindungi ini digunakan sebagai camilan saat meneguk minuman beralkohol cap tikus.
Satu lagi, bintang langka dan unik ini sangat sulit untuk dikembangbiakan di luar habitatnya. Bahkan jika ditempatkan dalam kurungan, tarsius akan melukai dirinya sendiri hingga mati karena stres.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Primata; Famili: Tarsiidae; Genus: Tarsius; Spesies: Tarsius tarsier dan Tarsius pumilus
Nama binomial: Tarsius tarsier (Erxleben, 1777) atau Tarsius spectrum (Pallas, 1779) dan Tarsius pumilus atau Pygmy tarsier
Status konservasi: Hampir Terancam
Tarsius (diantaranya Tarsius tarsier dan Tarsius pumilus) adalah binatang unik dan langka. Primata kecil ini sering disebut sebagai monyet terkecil di dunia, meskipun satwa ini bukan monyet. Sedikitnya terdapat 9 jenis Tarsius yang ada di dunia. 2 jenis berada di Filipina sedangkan sisanya, 7 jenis terdapat di Sulawesi Indonesia. Yang paling dikenal adalah dua jenis yang terdapat di Indonesia yaitu Tarsius tarsier (Binatang Hantu / Kera Hantu) dan Tarsius pumilus (tarsius kerdil, krabuku kecil atau Pygmy tarsier). Kesemua jenis tarsius termasuk binatang langka dan dilindungi di Indonesia.
Nama Tarsius diambil berdasarkan ciri fisik tubuh mereka yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang membentuk pergelangan kaki mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter (hampir 10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga memiliki ekor panjang yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan kaki hewan ini memiliki lima jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar.
Tarsius memang layak disebut sebagai primata mungil karena hanya memiliki panjang sekitar 10-15 cm dengan berat sekitar 80 gram. Bahkan Tarsius pumilus atau Pygmy tersier yang merupakan jenis tarsius terkecil hanya memiliki panjang tubuh antara 93-98 milimeter dan berat 57 gram. Panjang ekornya antara 197-205 milimeter.
Ciri-ciri fisik tarsius yang unik lainnya adalah ukuran matanya yang sangat besar. Ukuran mata tarsius lebih besar ketimbang ukuran otaknya. Ukuran matanya yang besar ini sangat bermanfaat bagi makhluk nokturnal (melakukan aktifitas pada malam hari) ini sehingga mampu melihat dengan tajam dalam kegelapan malam.
pygmy tarsierTarsius juga memiliki kepala yang unik karena mampu berputar hingga 180 derajat ke kanan dan ke kiri seperti burung hantu. Telinga satwa langka ini pun mampu digerak-gerakkan untuk mendeteksi keberadaan mangsa.
Sebagai makhluk nokturnal, tarsius hanya beraktifitas pada sore hingga malam hari sedangkan siang hari lebih banyak dihabiskan untuk tidur. Oleh sebab itu Tarsius berburu pada malam hari. Mangsa mereka yang paling utama adalah serangga seperti kecoa, jangkrik. Namun terkadang satwa yang dilindungi di Indonesia ini juga memangsa reptil kecil, burung, dan kelelawar.
Habitatnya adalah di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan, juga di pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti Suwu, Selayar, Siau, Sangihe dan Peleng. Di Taman Nasional Bantimurung dan Hutan lindung Tangkoko di Bitung, Sulawesi Utara. Di sini wisatawan secara mudah dan teratur bisa menikmati satwa unik di dunia itu. Tarsius juga dapat ditemukan di Filipina (Pulau Bohol). Di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi Selatan, Tarsius lebih dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan “balao cengke” atau “tikus jongkok” jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia.
Tarsius menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon. Hewan ini menandai pohon daerah teritori mereka dengan urine. Tarsius berpindah tempat dengan cara melompat dari pohon ke pohon dengan lompatan hingga sejauh 3 meter. Hewan ini bahkan tidur dan melahirkan dengan terus bergantung pada batang pohon. Tarsius tidak dapat berjalan di atas tanah, mereka melompat ketika berada di tanah.
Populasi satwa langka tarsius, primata terkecil di dunia yang hidup di hutan-hutan Sulawesi diperkirakan tersisa 1.800. Ini menurun drastis jika dibandingkan 10 tahun terakhir dimana jumlah satwa yang bernama latin Tarsius spectrum ini, masih berkisar 3.500 ekor. Bahkan untuk Tarsius pumilus, diduga amat langka karena jarang sekali diketemukan lagi.
Penurunan populasi tarsius dikarenakan rusaknya hutan sebagai habitat utama satwa langka ini. Selain itu tidak sedikit yang ditangkap masyarakat untuk dikonsumsi dalam pesta anak muda. Binatang yang dilindungi ini digunakan sebagai camilan saat meneguk minuman beralkohol cap tikus.
Satu lagi, bintang langka dan unik ini sangat sulit untuk dikembangbiakan di luar habitatnya. Bahkan jika ditempatkan dalam kurungan, tarsius akan melukai dirinya sendiri hingga mati karena stres.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Primata; Famili: Tarsiidae; Genus: Tarsius; Spesies: Tarsius tarsier dan Tarsius pumilus
Nama binomial: Tarsius tarsier (Erxleben, 1777) atau Tarsius spectrum (Pallas, 1779) dan Tarsius pumilus atau Pygmy tarsier
Status konservasi: Hampir Terancam
Label:
SATWA LANGKA
|
3
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)